]]>

« Home | MENARA TINGGI YANG GELAP » | Mengapa Kita Hanya Pandai Dalam Logika? » | Belajar dari Mohandas Karamchand Gandhi » | Obat Kuat di Bulan Ramadhan » | Turut Berduka Cita » | Mohon Maaf Lahir Batin » | Marhaban ya Ramadhan (nelangsa) » | Belajar dari Syaikh Nazim » | Mencari Sesuatu yang Baru » | Agustus dan The Dance »

Tuesday, October 25, 2005

Aku Adalah Seorang Ayah!


Aku adalah seorang ayah!

Hari Minggu yang sangat membekas di pikiranku sampai sekarang. Anakku sudah mengenaliku sebagai ayahnya. Ini yang pertama kalinya terjadi.

Dua minggu sebelumnya, anakku dengan riang gembira sambil tertawa melambaikan tangannya melepas kepergianku kembali ke Surabaya. Tapi minggu kemarin yang terjadi sangat kontradiktif. Kali ini anakku mengiringi kepulanganku ke Surabaya dengan genggaman erat di bajuku dan tidak mau melepaskannya. Matanya sayu tak lepas memandangku penuh harap seperti ingin berkata, "Abi jangan pergi."

Perlahan kulepaskan genggamannya. Kupaksakan tersenyum dan melambaikan tanganku padanya. Dan dia mulai menagis. Hatiku pun ikut menangis. Maafkan abimu nak yang belum mampu hadir mendampingimu setiap hari. Insya Allah tahun depan kita bisa berkumpul dan bercanda setiap hari.

Sampai jumpa Jum'at depan. Abi sudah kangen padamu.


E-mail this post



Remenber me (?)



All personal information that you provide here will be governed by the Privacy Policy of Blogger.com. More...

Add a comment