]]>

Sunday, May 28, 2006 

A Pray for Bantul

Turut berduka cita atas bencana gempa yang terjadi di Bantul.
Semoga semua diberikan yang terbaik.


Monday, January 02, 2006 

Pathetic

Orang bicara hingga mulut berbusa-busa hanya untuk meyakinkan dirinya dan pasangan bahwa mereka saling mencintai.
Menyedihkan.


Monday, December 12, 2005 

Laskar Pelangi

Aku baru saja membeli sebuah buku baru. Judulnya Laskar Pelangi. Ceritanya mengenai sekumpulan anak miskin yang sekolah di SD Muhammadiyah yang tak kalah miskinnya. Seakan saling berlomba memamerkan siapa yang lebih miskin.

Tapi dari segala keterbatasan dan kesulitan yang ada, berbagai kisah bijak muncul dan menyapa lembut tanpa sedikitpun aroma menggurui. Konyol tapi menyayat hati. Sebuah ironi.

Tak jemu-jemu aku membaca ingin mengikuti petualangan mereka berikutnya. Sampai saat menunggui anakku pun aku sempatkan baca buku ini. Sampai suatu ketika istriku mengatakan sesuatu, " Abi bacaaaa terusss, itu anakmu udah merangkak entah kemana."


Monday, November 28, 2005 

Bayti Jannati

Dari: Ngestoe Rahardjo

~Rumahku di Sorga~

Berada di sekitar orang-orang terkasih, mungkin
merupakan suatu momen yang paling membahagiakan. Kita
merasa aman, tenteram, nyaman, lega, merasa cukup, dan
penuh canda-ria dan suka-cita. Itu hanyalah sebagian
kecil kata saja untuk menggambarkan rasa dari momen
yang nyaris tiada terkatakan itu. Kalaupun momen itu
kita anggap sebagai suatu tempat, maka tempat itulah
yang sekiranya paling layak untuk kita sebut sebagai
“rumah kita”; ke tempat yang paling kita rindukan
inilah kita ingin kembali “pulang” setelah sekian lama
berkelana.

“Rumah kita” tidaklah mesti di suatu tempat tertentu,
dengan bangunan berarsitek tertentu, luas areal
tertentu serta dengan spesifikasi-spesifikasi fisikal
tertentu lainnya. Ia bisa dimana saja, dengan kondisi
fisikal yang bagaimana saja, asalkan bisa memberi
suasana mental-psikologis seperti itu. Dimana saja dan
kapan saja Anda bisa merasakan kwalitas mental itu,
Anda sudah ada di “rumah”. Dan segera setelah kwalitas
itu sirna dari tataran mental Anda, walaupun Anda
masih di tempat yang sama, maka Anda sudah tidak di
“rumah” lagi, Anda telah terhempas keluar —apapun yang
menyebabkannya.

Coba ingat-ingat lagi —Kapan dan dimana Anda pernah
merasakan itu? Umumnya suasana penuh bahagia itu kita
rasakan semasih balita bukan? Tak peduli dimanapun
kita bertempat-tinggal masa-masa itu, kita selalu ada
di sekitar orang-orang terkasih —yang mengasihi dan
menyayangi kita, yang selalu siap mengulurkan tangan
bantuan dan perlindungannya kepada kita. Kalaupun ada
masa-masa dimana kita ada di dan merasakan “sorga” itu
di dalam kehidupan ini, maka masa-masa balita-lah masa
itu.

Menyadari semua ini, jangan rengut “sorga” putra-putri
kita dengan mengobarkan api neraka di rumah —melalui
pertengkaran, perselisihan, apalagi perceraian. Bahkan
bila perlu dan ada kemampuan untuk itu,
bagi-bagikanlah “sorga” yang serupa kepada anak-anak
malang yang tak terhitung banyaknya di sekitar kita.
Seberapa kecilpun kemampuan material kita untuk itu,
kalau kita punya kepedulian, punya rasa simpati dan
welas-asih di hati ini, kita bisa senantiasa
menebarkan “sorga” ke sekeliling kita, kita bisa
selalu ada di “rumah” dimanapun kita berada. Dan kalau
memang demikian adanya, Anda sesungguhnya adalah
“makhluk sorga”, “utusan sorga” yang diturunkan ke
muka bumi ini.

Bali, 26 Nopember 2005.

----------------------------------------------------
Ojir :
Kita termasuk yang mana ??
- Makhluk neraka
- Makhluk surga


Thursday, October 27, 2005 

Akhir Ramadhan Awal Kepedihan

Sebuah hadits berbunyi "Yaa Allah jadikanlah aku seorang miskin dan matikanlah aku dalam kemiskinan."

Sebuah anekdot mengatakan doa di atas sangat cocok bagi rakyat Indonesia yang optimis. Lho koq ?? Doa jadi orang miskin koq disebut optimis ?

Yah... karena orang Indonesia kebanyakan sudah berada di bawah garis miskin. Jadi kalo tingkatannya jadi miskin berarti mereka sudah mengalami kemajuan. Gak perlu lah sampe jadi kaya. Itu hanya mimpi yang terlalu muluk.

Ya Allah semoga orang-orang miskin Indonesia masuk surga semua. Amin.


Wednesday, October 26, 2005 

Time doesn't Heal

Time doesn't heal
Time teaches to live with the pain
Do we learn ?


Tuesday, October 25, 2005 

Aku Adalah Seorang Ayah!


Aku adalah seorang ayah!

Hari Minggu yang sangat membekas di pikiranku sampai sekarang. Anakku sudah mengenaliku sebagai ayahnya. Ini yang pertama kalinya terjadi.

Dua minggu sebelumnya, anakku dengan riang gembira sambil tertawa melambaikan tangannya melepas kepergianku kembali ke Surabaya. Tapi minggu kemarin yang terjadi sangat kontradiktif. Kali ini anakku mengiringi kepulanganku ke Surabaya dengan genggaman erat di bajuku dan tidak mau melepaskannya. Matanya sayu tak lepas memandangku penuh harap seperti ingin berkata, "Abi jangan pergi."

Perlahan kulepaskan genggamannya. Kupaksakan tersenyum dan melambaikan tanganku padanya. Dan dia mulai menagis. Hatiku pun ikut menangis. Maafkan abimu nak yang belum mampu hadir mendampingimu setiap hari. Insya Allah tahun depan kita bisa berkumpul dan bercanda setiap hari.

Sampai jumpa Jum'at depan. Abi sudah kangen padamu.