Inspirasi dari Mahaguru Emha
Seekor anak kucing sedang berjalan di tepi parit tiba-tiba terjatuh dan masuk ke dalam parit yang digenangi air kotor hitam berlumpur.
Kita tidak bisa hanya berdiri sambil menunjuk pada anak kucing itu sambil berkata , "Hai anak kucing jangan kamu masuk ke dalam parit yang kotor itu. Ayo cepatlah keluar dari parit itu."
Dan tiba-tiba suara Emha habis dan diganti oleh suara seorang penyiar radio yang mengumandangkan iklan Ceramah Emha tersebut.
Kira-kira apa lanjutan dari cerita Emha tadi ?
Kadang kita menjadi penyeru anak kucing dan kadang kita yang menjadi anak kucing.
Bahkan kita mungkin kadang menjadi parit yang memproduksi air kotor hitam berlumpur.
Yang kita perlukan sekarang adalah menyadarinya.
(Ini adalah lanjutan kisah di atas versi aku).
Maaf Mahaguru Emha, ceritamu aku rusak. Semoga engkau tertawa, setidaknya tersenyum bila membaca lanjutan kisahmu versi aku.
Kita tidak bisa hanya berdiri sambil menunjuk pada anak kucing itu sambil berkata , "Hai anak kucing jangan kamu masuk ke dalam parit yang kotor itu. Ayo cepatlah keluar dari parit itu."
Dan tiba-tiba suara Emha habis dan diganti oleh suara seorang penyiar radio yang mengumandangkan iklan Ceramah Emha tersebut.
Kira-kira apa lanjutan dari cerita Emha tadi ?
Kadang kita menjadi penyeru anak kucing dan kadang kita yang menjadi anak kucing.
Bahkan kita mungkin kadang menjadi parit yang memproduksi air kotor hitam berlumpur.
Yang kita perlukan sekarang adalah menyadarinya.
(Ini adalah lanjutan kisah di atas versi aku).
Maaf Mahaguru Emha, ceritamu aku rusak. Semoga engkau tertawa, setidaknya tersenyum bila membaca lanjutan kisahmu versi aku.