]]>

Monday, September 26, 2005 

Mohon Maaf Lahir Batin


 

Marhaban ya Ramadhan (nelangsa)

Sandiwara Ramadhan
(Emha)

Semuanya kawan-kawan yang tercinta
Ayo siap kita bermain sandiwara
Siapkan kerudungnya dan jilbabnya
Kali ini kita tutup aurat kita
Siapkan sorban-sorban dan pecinya
Marilah hormati agama kita
Wahai Tuhan Yang Maha Suci
Terimalah pakaian kami
Apabila bulan RamadhanTelah datang
Agama jadi laris bukan buatan
Siapkan lambang-lambang dan kostumnya
Kenakanlah semua di depan kamera
Yang penting penampilan dan aktingnya
Yang penting warna-warni dan gayanya
Wahai Tuhan Yang Maha Suci
Terimalah pakaian kami


Wednesday, September 14, 2005 

Belajar dari Syaikh Nazim

Tanya :
Anda kemarin mengatakan tentang menghormati, saya ingin memahaminya. Bagaimana kita bisa menghormati orang-orang yang sifatnya mirip binatang buas atau manusia-manusia penindas atau yang sangat jahat ?

Shaykh Nazim:
Nabi bersabda : Kamu harus menolong saudaramu, baik dia seorang penindas maupun yang ditindas (unsur akhaka dhaliman au madluma). Mereka harus kalian tolong karena semua manusia diciptakan sebagai manifestasi dari Nama-Nama Tuhan yang paling indah. Mereka merupakan calon-calon khalifah Tuhan. Itu kehormatan bagi manusia.

Sekarang kita sedang memerangi setan atau melawan nafsu. Dokter bedah melakukan operasi, tapi dia tidak mengiris orang itu untuk membunuhnya. Karena dia bukan jagal. Jagal membunuh, namun dokter bedah melakukan hal yang sama untuk memulihkan kehidupan orang. Aslinya, setiap anak Adam diberi kehormatan, namun nafsu mengambil alih kekuasaan atasnya. Ego/Nafsu itu mirip binatang buas. Kita musti menolong atau menyelamatkannya, apapun caranya.

Ketika Nabi ditanya kembali : "Ya Nabi, bagaiman bisa kita menolong para penindas ?" Beliau menjawab :"Kalian harus ikat tangannya. Jika kalian melihat seseorang memukul orang lain, tangkap tangannya. Jika dia membawa sebuah pedang dan siap membunuh, tangkap tangannya. Hal itu menolong si penindas. Kalian bisa menolong orang tertindas dengan menjauhkannya dari tangan sang penindas. "

Komentar dari Ojir :
Jangan lupa kita jangan jadi penindas ya...